Investasi Rp20 T Terganjal RTRW Dumai, Walikota Pertanyakan Sikap Pemprov Riau

993 views

Zulkifli AS

DUMAI (LintasRiauNews) – Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Dumai hingga kini belum juga mendapat pengesahan dari Pemerintah Provinsi Riau. Padahal, Pemerintah Kota Dumai sudah menanti selama enam bulan, namun hingga kini tak kunjung ada kepastian kapan tuntasnya.

Kondisi ini berdampak pada iklim investasi di kota pelabuhan dan industri in. Banyak investor terganjal dan urung masuk karena belum kelarnya RTRW Dumai . Sementera Dumai menjadi salah satu daerah di Riau dengan target terbesar masuknya investor.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dumai nencatat, nilai investasi yang menanti kepastian RTRW mencapai Rp 20 Triliun. Ketidakjelasan RTRW membuat banyak investor akhirnya hengkang dari Dumai.

Alhasil, nilai investasi yang masuk ke Kota Dumai semakin berkurang. “Kalau sekarang mungkin yang masih tetap menanti tinggal Rp18 triliun,” ujar Walikota Dumai Zulkifli AS, kepada media baru-baru ini .

Justru itu, walikota yang akrab disapa Zul AS ini kembali mepertanyakan sikap Pemerintah Provinsi Riau yang belum memberi kepastian prihal RTRW Dumai. Padahal, pembahasan sudah dilakukan di DPRD Provinsi Riau, namun hingga kini RTRW Dumai tak kunjung disahkan.

Menurut Zul As, Pemko Dumai sendiri juga sudah sering melakukan komunikasi dengan pihak Pemprov Riau terkait RTRW yang belum kelar tersebut. Disampaikan pula, bahwa kalangan investor di bidang industri membutuhkan perizinan sesuai RTRW. Seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).

Kondisi ini juga membuat sejumlah proyek nasional di Kota Dumai terkendala seperti pembangunan Jalur Kereta Api Trans Sumatera dan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai. Pasalnya, kata Zul As, dari RTRW yang diajukan ternyata 76 persen wilayah Kota Dumai masih didominasi kawasan hutan. Artinya lokasi tersebut tidak bisa dibangun.

Proyek nasional lainnya yang terkendala akibat RTRW ini yakni pembangunan jaringan transmisi listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Gardu Induk.

Manager PLN Area Dumai, Suharno mengakui bahwa potensi pelanggan PLN di sektor industri cukup besar. Terutama di wilayah Lubuk Gaung dan Kawasan Industri Dumai (KID), potensinya mencapai 150 MVA. Saat ini ada tujuh calon pelanggan besar yang berencana menjadi pelanggan PLN.

Rencananya ketujuh calon pelanggan tersebut akan memperoleh pasokan listrik dari PLN. Perusahaan tersebut adalah PT Ivomas, PT Energi Sejahtera Mas, PT Meridan, Pertamina Patra Niaga, PT Sari Dumai Sejati dan PT Samator. Sedangkan satu perusahaan lagi masih menyampaikan rencana secara lisan.

Saat ini yang butuh banyak pasokan listrik adalah PT Ivomas. Sebab mereka butuh pasokan hingga 40 MVA. Namun untuk tahap awal pasokannya baru mencapai 12 MVA. Rencananya peningkatakan pasokan dilakukan secara bertahap.

“Sebagian perusahaan memang memiliki pembangkit. Seperti KID, namun ada rencana KID juga mendapat pasokan dari PLN,” terang Suharno.

Rencananya pasokan listrik untuk industri didukung oleh Gardu Induk (GI) Purnama dan GI KID. Namun proses pembangunan Sistem Transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV yang menghubungkan kedua GI masih dalam proses pembangunan.

Namun terkendala proses pembebasan lahan, apalagi Rencana Tata RuangWilayah (RTRW) Dumai belum kunjung disahkan. Bahkan belum ada kejelasan terkait RTRW Kota Dumai.

“Program ini dilakukan untuk mengatasi kelistrikan di wilayah naungan PLN Area Dumai,” ujarnya, seperti dilansir riauterkini.com.

Menurut Suharno, bila program ini terlaksana maka kelistrikan bisa mulai teratasi. Apalagi GI Purnama memiliki kapasitas 120 MVA. Namun saat ini baru 60 persen dibebani. Walau demikian, drop tegangan belum dapat dihindari, terutama di kawasan pinggiran. [] red007

Bagikan ke:

Posting Terkait