PEKANBARU — Satuan tugas (Satgas) siaga darurat kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau telah menyebar sebanyak 55,6 ton garam sebagai upaya modifikasi cuaca guna membentuk hujan buatan untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
"Total garam yang disebar hingga hari ini 55,6 ton garam, sementara yang tersisa 19,4 ton garam," kata anggota tim udara Satgas siaga darurat Karhutla Riau, Lettu Sherif Yanuardi di Pekanbaru, Selasa (20/9).
Program TMC yang dilakukan BPPT bersama dengan satuan tugas kebakaran hutan dan lahan Satgas siaga darurat Karhutla Riau dimulai sejak pertengahan Juli 2016 lalu. Operasi TMC tersebut menggunakan pesawat Cassa 212 bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pesawat yang mampu mengangkut satu ton garam dengan sasaran awan Cumulus pada ketinggian 9.000 hingga 12 ribu kaki itu terus beroperasi hampir setiap hari untuk membentuk hujan buatan guna mencegah dan menanggulangi bencana Karhutla. Beberapa wilayah yang telah disemai garam yakni wilayah pesisir Riau seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Siak. Kemudian penyemaian garam juga dilakukan di langit Pelalawan, Kampar, dan Indragiri Hilir.
Seperti yang dilakukan Senin (19/9) kemarin, Sherif mengatakan pesawat menyemai 800 kilogram garam dengan sasaran wilayah langit Kabupaten Bengkalis, Rokan Hulu dan Dumai pada ketinggian 9.500-10 ribu kaki setelah ditemukan adanya sel awan Cumulus. Sejak awal September 2016, kondisi Karhutla cenderung menurun setelah sebagian besar wilayah Riau terus diguyur hujan. Hal ini disebabkan karena cuaca yang terus membaik dan upaya modifikasi cuaca terus dilakukan.
Sementara itu, selain mengandalkan hujan buatan, Satgas turut diperkuat dengan sejumlah armada seperti 2 unit MI-8, 1 unit heli MI-171, 1 unit heli Sikorsky, 1 unit heli Bolkow 105, serta dua unit pesawat Air Tractor. Seluruh armada itu dimanfaatkan untuk pengeboman air. Data yang dihimpun dari Satgas siaga darurat, Karhutla yang terjadi hampir merata di Riau sejak Januari 2016 hingga kini telah menghanguskan sekitar 3.743 hektare. Sementara itu sejauh ini Polda Riau telah menetapkan 93 tersangka dalam perkara Karhutla termasuk dua diantaranya korporasi, PT WSSI dan PT SSP.
Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku enam bulan atau sejak Juni hingga 30 November 2016. Komandan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Riau Brigjen TNI Nurendi mengatakan perpanjangan status itu sebagai upaya untuk memaksimalkan pencegahan penanggulangan karhutla karena setiap tahun terus terjadi terutama dalam 18 tahun terakhir
Sumber : Antara
hujan buatan kebakaran hutan kebakaran lahan