Jakarta-Lintasriaunews.com- Asian Games adalah hajatan negara dan bangsa oleh karena itu penyelenggaraan Asian Games yang ke 18 di Jakarta harus sukses.
Terkait dengan pembiayaan Asian Games yang dibiayai oleh APBN sebesar Rp 5.6 Triliun adalah bagian dari tanggung jawab negara bahwa olah raga adalah bagian dari second track diplomasi.
Agar supaya nama negara kita akan lebih baik lagi dimata dunia. Oleh karena itu maka penyelengaraan Asian Games harus berjalan lancar, aman dan nyaman.
Trias Koencahyono pengamat diplomasi olahraga mengatakan di Gedung MPR Jakarta Rabu (8/8/2018) dalam acara peringatan 51 tahun ASEAN yang dibuka oleh Sekjen MPR Maroef Cahyono.
Second track diplomasi lewat oleh raga, tambahnya, akan lebih bisa diterima oleh masarakat dari pada hard diplomacy yang mengutamakan kekerasan yang telah mulai ditinggalkan oleh banyak negara.
Malahan pilihan soft diiplomacy sekarang ini telah jadi alat ukur baru, apakah suatu negara sudah maju atau tertinggal di dalam bidang olah raga.
Pelajaran dari ajang Piala Dunia lalu menunjukkan bahwa banyak negara raksasa bola tersingkir di babak ke 2 atau gegal ke final, tidak terkecuali Jerman dan Argentina. Kalah dengan Koasia yang sepakbolanya semakin maju, ujar Trias.
Apabila pada tahun 1962 dalam penyelenggaraan Asian Games ke 2 kita berada dalam peringkat ke 2 se Asia.
Sementara dalam Asian Games ke 18 target Indonesia hanya cuma berada di peringkat 10 besar se Asia.
“Berarti prestasi olah raga di negara lain sudah maju. Tapi dalam Asian Games mendatang harus di uji lagi didalam lapangan pertandingan”, tegasnya.
62 tahun lalu Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games dimasa Presiden Soekarno dengan Menteri Pendidikan dan Pengajaran Priyno sebagai penyelenggara yang berasal dari Partai Murba yang juga cucu dari Pangeran Diponegoro. ** (Erwin Kurai)