Menteri Susi Sebut Pelabuhan Ikan Bagansiapiapi Sudah Mati, Tabrani Beberkan Fakta Mencengangkan

1861 views

Susi Pujiastuti

JAKARTA (LintasRiauNews) – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti yang dikenal tegas dan berani menenggelamkan kapal pencuri ikan (illegal fishing) dan menentangnya untuk dilelang, kena batunya saat menjelaskan status pelabuhan ikan Bagansiapiapi di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.

“Pelabuhan ikan Bagansiapiapi sudah mati, sama dengan beberapa pelabuhan ikan di tempat lain,” kata Susi Pujiastuti saat rapat dengan Badan Legislasi mengenai jadwal revisi UU Perikanan yang dipimpin oleh wakil Ketua Baleg Firman Soebagyo di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Menanggapi pernyataan Menteri Susi, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Dapil Riau Tabrani Mamun, tampak meradang dan mengeluarkan reaksi keras. Dia menohok sang menteri dengan mengungkapkan fakta mencengangkan dan balik mempertanyakan kepedulian pemerintah pusat..

“Betul ibu menteri, kalau di pantai Bagansiapiapi sekarang sudah tidak ada ikannya, tapi kalau di Pulau Jemur yang masih di wilauah Rohil, kapal asing secara ilegal mengambil ikan tapi dibiarkan Menteri Kelautan dan Perikanan,” tandasnya.

Semula rapat berlangsung lancar lancar saja selama 3 jam. Susi juga tampak percaya diri saat memaparkan kinerja kementeriannya yang dijabatnya sejak tahun 2014.

“Sektor perikanan sudah menyumbang devisa yang jumlahnya terus meningkat di Produk Domestik Bruto tapi tidak kelihatan karena masuk dalam devisa pertanian,” kilahnya.

Susi juga mengaku dirinya masih belum berhasil menghapus semua illegal fishing di Indonesia yang pelakunya warga asing dan orang Indonesia sendiri. Modusnya mereka memalsukan izin untuk 1 kapal tapi dipergunakan untuk 5-7 kapal.

“Karena kapal ikan diperbolehkan menjual ikan di tengah laut, sampai pelabuhan ikan yang dibangun tidak berfungsi seperti di Bagansiapiapi dan Natuna,” ungkapnya.

Menurut Susi, di Pulau Natuna masih banyak sekali terjadi penjarahan ikan ilegal oleh kapal asing tapi sekarang jumlahnya sudah menurun. “Kapal yang menggunakan bendera Vietnam sampai mencapai 1928 yang menangkap ikan di Natuna,” katanya.

Salah Tata Kelola
Merespon penyataan Menteri Susi tersebut, Tabrani Maamun menuturkan pelabuhan ikan Bagansiapiapi dibangun sejak dari zaman Belanda. Namanya populer sampai mancanegara karena ikan yang dihasilkan dari laut sekitar Selat Malaka lebih suka berkembang biak di perairan pantai sekitar Riau ini.

Menurut Tabrani, Bagansiapiapi salah tata kelola, karena tidak masuk proyek tol laut yang digagas oleh Presiden Jokowi. Bagansiapiapi tidak dibangun di satu sisi, di sisi lain perdagangan ikan ilegal di Pulau Jemur malah dibiarkan.

“Sampai sekarang kalau kita makan ikan di Melaka dan Port Klang, Malaysia lebih murah dibanding dengan makan ikan di Bagansiapiapi tempat ikan itu berasal,” ujar Tabrani.

Dia menambahkan pelaku pencurian ikan menggunakan kapal ilegal masuk ke Pulau Jemur berkeliling dari Melaka ke Singapura sampai pelabuhan ikan Bagansiapiapi.

“Begitu maraknya pencurian ikan di wilayah Rokan Hilir, sehingga masyarakat tempatan tidak kebagian ikan untuk dikonsumsi,” cetus Tabrani.

Ironinya, lanjut dia, maraknya perdagangan ikan ilegal tidak bisa diawasi oleh pihak Pemerintah Provinsi Riau yang mengeluarkan izin penangkapan ikan. karena jaraknya yang terlalu jauh .

Sementara Kabupaten tempatan tidak diberi kewenangan untuk melakukan pengawasan langsung. “Justru Menteri Kelautan dan Perikanan lebih senang mengawasi pelabuhan ikan di Pulau Sabang, Aceh, dari pada mengawasi perdagangan ikan ilegal di Pulau Jemur,” kritik Tabrani dengan aksen Melayu dan santun.[] Erwin

Bagikan ke:

Posting Terkait