TEMPO.CO, Jakarta – Nyeri punggung adalah penyakit yang umum dan pernah dialami hampir semua orang. Rasa sakitnya bisa ringan dan tidak mengganggu, bisa juga parah sehingga membuat kita sulit berdiri.
Menurut Dr Chris McCarthy, fisioterapis di Universitas Manchester Metropolitan di Inggris, kebanyakan orang tidak melakukan perawatan sakit punggung dengan tepat karena saran yang keliru. McCarthy menuliskan mitos keliru soal sakit punggung dalam The Conversation.
Mitos: Bergerak memperparah nyeri punggung.
Fakta: Tak perlu takut memutar atau membungkukkan badan karena itu pergerakan biasa. Namun sebaiknya tidak dipaksakan bergerak terlalu berat karena otot sedang tidak sempurna.
Mitos: Hindari berolahraga.
Fakta: Jangan biarkan sakit punggung menghalangi kegiatan sehari-hari, termasuk berolahraga. Bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terus beraktivitas akan membantu penyembuhan lebih cepat.
Mitos: Hasil pemindaian akan menunjukkan sumber masalah.
Fakta: Tak ada kaitan antara hasil pemindaian dan sumber masalah. Kebanyakan orang dewasa yang tidak menderita sakit punggung tetap akan mengalami perubahan anatomi tulang belakang sesuai dengan pertambahan umur dan tidak menyebabkan masalah.
Mitos: Rasa sakit berarti kerusakan.
Fakta: Pandangan ini sangat umum pada masa lalu, tapi penelitian terbaru telah mengubah opini tersebut. Hubungan antara level rasa sakit dan kerusakan tulang belakang sangat kecil.
Mitos: Tas sekolah yang berat menyebabkan sakit punggung.
Fakta: Tak sekolah yang berat aman buat anak-anak dan tak ada kaitannya dengan nyeri punggung. Nyeri punggung itu hal biasa, yang tidak biasa justru bila tak pernah mengalaminya. Sebab, begitu umumnya, sampai kegiatan sehari-hari, seperti memutar tubuh, mengangkat barang berat, dan berolahraga, kerap dijadikan kambing hitam nyeri punggung.
tempo.co