PEKANBARU (lintasriaunews) – Provinsi Riau ditengarai masih rawan terjadinya Kebakaran lahan dan hutan (karlahut) yang berpotensi bencana asap. Pangdam 01 Bukit Barisan Mayjen Lodewyk Pusung pun mengingatkan semua pihak terkait, dan dengan tegas menyatakan tahun 2017 Riau harus bebas asap.
“Saya akan lakukan apapun, bahkan siapapun yang melawan akan saya tindak, yang penting tahun 2017 haram ada asap di Riau,” ujar Pusung kepada wartawan saat acara Bakti Sosial di Lapangan Pancasila Pekanbaru, Rabu (11/1), .
Pangdam menyebutkan bahwa Gubri, Kapolda, Danrem,dan BNPB sudah sepakat untuk menggunakan kembali konsep yang sama dengan 2016, dan rencananya akan dilakukan evaluasi pada Jumat mendatang untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tahun lalu.
Pusung juga menekankan agar semua pihak harus tetap kompak dan solid di lapangan untuk mencegah terjadinya karlahut, karena saat ini sangat diperlukan tindakan pencegahan.
“Jika ada titik asap kita akan langsung terbangkan helikopter dan turunkan pasukan ke sana, sehingga tidak menyebar lebih luas,” tandasnya seperti dilansir antarariau.com.
Pusung mengungkapkan pula bahwa Presiden Jokowi telah mewanti-wanti akan mencopot jabatan Pangdam jika dinilai tak mampu atasi kebakaran hutan.
Penegasan Pangdam tersebut disambut baik oleh Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman. Dia menyebut akan segera membentuk Satgas Antisipasi Karlahut
“Pembentukan satgas sudah direncanakan, dan apa yang berhasil kita lakukan di tahun 2016 akan kita sempurnakan di tahun 2017. Tidak ada tawar menawar,” ucapnya.
Untuk penegakan hukum bagi pelaku pembakaran, Kapolda Riau Irjen Zulkarnain menegaskan akan menyikat habis semua pihak yang terlibat dalam karlahut.
“Tidak ada kompromi bagi pelaku pembakaran lahan, semuanya akan kita proses secara hukum,” tegas Kapolda.
Karlahut Lagi
Dalam pada itu, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru pada Rabu pagi kembali mendeteksi sembilan titik panas yang mengindikasikan adanya karlahut tersebar di Provinsi Riau.
“Berdasarkan pencitraan satelit Aqua pukul 06.00 WIB hari ini, titik panas masih tersebar pada empat kabupaten di Riau,” kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin di Pekanbaru.
Dia menjelaskan secara keseluruhan pada Rabu pagi satelit mendeteksi 16 titik panas di pulau Sumatera. Selain sembilan titik panas di Riau, titik panas lainnya juga tersebar di Sumatera Utara empat titik dan Sumatera Barat tiga titik.
Di Riau, titik panas tersebar di Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak dan Kepulauan Meranti. Di Rokan Hulu dan Rokan Hilir, demikian Sugarin, masing-masing terpantau tiga titik panas.
Di Rokan Hilir, titik panas terdeteksi di Kecamatan Bagan Sinembah dan Tanah Putih. Sementara di Rokan Hulu, titik panas terdetksi di Kecamatan Rokan Empat Koto dan Tembusan.
Selanjutnya dua titik panas terpantau di Kabupaten Siak. Keduanya terpantau di Kecamatan Siak Sriindra Pura. Sementara satu titik panas lainnya terpantau di Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Dari sembilan titik panas tersebut, empat di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
“Empat titik api terdeteksi di Rokan Hilir dua titik serta Rokan Hulu dan Siak masing-masing satu titik,” jelasnya.
Selama tiga hari terakhir, BMKG mulai mendeteksi munculnya titik-titik panas yang mengindikasikan adanya karlahut di Riau Berdasarkan data BMKG, titik panas menyebar di Kabupaten Rokan Hilir, Siak, Pelalawan, Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur menjelaskan dalam beberapa hari terakhir sejumlah daerah memang mengalami kebakaran lahan.
“Setelah mendapat data titik panas dari BMKG, kita langsung lakukan pemeriksaan. Memang sempat ditemukan titik panas di sejumlah daerah seperti Inhu, Kuansing dan Siak. Namun sudah berhasil diatasi,” jelasnya.
Meski begitu, ia mengatakan BPBD Riau tetap mewaspadai mulai munculnya titik-titik panas itu dengan meningkatkan koordinasi antar wilayah.
Sepanjang 2016, karlahut telah menghanguskan ribuan hektare lahan di Provinsi Riau. Akan tetapi, kebakaran tersebut tidak menyebabkan terjadinya kabut asap seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya. [] red007