Setelah Bayi Meninggal Tak Wajar, Ditemukan Pula Banyak Makanan Kadaluarsa di PA Tunas Bangsa

1276 views

Kondisi di dalam Panti Asuhan Tunas Bang yang memprihatinkan.

PEKANBARU (LintasRiauNews) – Kondisi Panti Asuhan Tunas Bangsa di Kota Pekanbaru benar-benar membuat miris. Setelah temuan adanya anak bayi meninggal secara mengenaskan, ditemukan pula banyak makanan yang tak layak lagi dikonsumsi di panti tersebut, disamping tempatnya yang berantakan dan cenderung kumuh.

Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Riau menemukan adanya makanan kedaluwarsa disertai bekas gigitan tikus pada sejumlah bahan makanan yang ada di panti asuhan yang berlokasi di Jalan Lintas Timur KM 13, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, itu.

Nama panti asuhan ini mencuat ke publik pasca meninggalnya bayi 18 bulan di panti tersebut dengan kondisi yang tidak wajar. Sebab, di tubuhnya terdapat luka yang ditengarai akibat penganiayaan oleh pengasuh panti.

“Mirisnya, di sana tim LPA Riau juga menemukan makanan yang sudah kedaluwarsa dan bekas dimakan tikus. Kita tidak menghitung jumlahnya, tapi banyak sekali,” kata Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak LPA Riau, Nanda, Kamis (26/1) malam.

Selain itu, kondisi di dalam panti terkesan sangat seadanya. Di sana sini terlihat berantakan . “Di pintu masuk juga ada binatang ternak. Kondisi di sini sangat tidak baik,” ujarnya menyesalkan setelah melihat langsung panti tersebut pada Kamis siang kemarin.

Bahkan, di toilet panti terdapat (maaf) kotoran manusia yang tidak disiram dan berserakan. Dapurnya juga berantakan. “Sangat berantakan, ada baju juga menumpuk seperti sampah,” tutur Nanda menggambarkan.

Menurut dia, ada 17 orang penghuni panti, di mana 10 orang perempuan dan tujuh lainnya laki-laki. “Paling besar umur 10 tahun dan paling kecil berusia dua tahun. Yang punya panti ini Ibu Lili dan dan Idang, itu keterangan yang kami dapat dari RT setempat,” ungkap Nanda.

Berdasarkan informasi yang didapat LPA Riau dari sejumlah masyarakat hingga RT setempat, ada dugaan kalau Sembako hasil sumbangan yang selama ini diterima panti malah dijual oleh pihak pengelola.

“Tapi kami belum menanyakan soal ini ke pihak panti. Kami baru dapat info dari RT, indikasinya begitu katanya. Kalau bukti jelas kita belum dapat,” ucap doa.

Masih dari hasil penelusuran tim LPA Riau dari RT setempat disebutkan kalau semenjak tinggal di sana, pemilik panti tidak ada memberikan identitas, baik itu pemilik, pengelola hingga anak-anak yang dititipkan di sana.

“Besok kami rencana akan ke rumah keluarga korban tersebut, sebab hari ini kami fokus menelusuri ke tempat panti,” kata Nanda.

Diberitakan sebelumnya, Dwiyatmoko sontak terkejut setelah pihak Panti Asuhan Tunas Bangsa mendatangi rumahnya membawa kabar duka. Bahkawa keponakan laki-lakinya berusia 18 bulan yang selama ini dititip di Panti Asuhan Tunas Bangsa itu dikabarkan meninggal dunia di RSUD Arifin Achmad, Senin (16/1/2017).

Namun, setelah pria berusia 36 tahun itu menjenguk ke rumah sakit, Ia merasa ada kejanggalan dari keponakannya itu, dan diduga meninggal secara tak wajar, karena terdapat beberapa luka akibat penganiayaan.[] red007, ant, grc

Posting Terkait