Edukasi  Soal Obat, Mahasiswa KKN UMRI Ajarkan Trik ‘DAGUSIBU’siswa SMKN 1 Kecamatan  Bunut

248 views

 

 

BUNUT,LintasRiauNews.com – Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Riau menggelar sosialisasi di halaman SMK Negeri 1 Kecamatan Bunut Kabupaten Pelelawan ,Jumat, (4/8/2023)

Sosialisasi yang dilakukan Mahasiswa KKN UMRI Kelompok 50 Desa Petani bersama Puskesmas Kecamatan Bunut mengajari soal obat  trik Dapatkan,Gunakan,Simpan dan buang ((DAGUSIBU)

Kegiatan Sosialisasi ini merupakan Program Kerja Minggu Ke 2 dari Kelompok 50 KKN Smart, dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dwi Annisa Fithry, S.ST, M.T dilaksanakan secara tatap muka di ikutin Siswa  Kelas 12 SMKN 1 Kecamatan Bunut dari Jurusan ATPH,Akutansi, TKJ dan TBSM.

“ Penyuluhan terlihat sangat antusias dalam menerima materi DAGUSIBU yang telah diberikan oleh pemateri dari anggota KKN Smart Kelompok 50 karena anak-anak baru mendapatkan materi tersebut dalam sosialisasi itu “

Koordinator sosialisasi Nada Aqila (Mahasiswa farmasi) dalam rilisnya yang disampaikan keredaksi media LintasRiauNews.com menjelaskan pentingnya sosialisasi DAGUSIBU tersebut.

Menurut Nada Aqila pemahaman DAGUSIBU sangatlah penting untuk diketahui oleh semua kalangan khususnya Siswa/i SMK Negeri 1 Bunut  untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penggunaan obat karena materi DAGUSIBU itu masih sangat kurang dipahami oleh masyarakat.

“Sebagai mahasiswa farmasi, kami ingin menyampaikan edukasi mengenai DAGUSIBU kepada Siswa/i SMK negeri 1 Bunut  agar mereka lebih paham mengenai cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat yang baik dan benar,” papar Nada Aqila

Sementara Guru SMKN 1 Kecamatan Bunut, Anton mengatakan selama ini anak-anak meremehkan dalam menggunakan, menyimpan dan membuang obat, mereka juga tidak mengikuti anjuran pengonsumsian obat yang baik dan benar sesuai indikasinya.

Harapan kami dengan adanya sosialisasi DAGUSIBU ini akan membuat siswa dapat memahami  betapa pentingnya untuk mendapatkan obat dari tempat yang legal lalu penggunaan obat seperti antibiotik yang tepat serta penyimpanan dan pembuangan obat yang tepat,”tutur Anton **(ian)

 

 

Bagikan ke:

Posting Terkait